2015年10月29日木曜日

Kebiasaan membaca koran setiap pagi

 
Boleh saya tahu, apakah anda membaca koran pagi?
Banyak orang mengatakan bahwa kalau tiap pagi tidak membaca koran
rasanya ada sesuatu yang ketinggalan.
 
Dalam kasus saya, tiap pagi saya membiasakan diri memungut contoh kalimat atau kosakata-kosakata yang menarik untuk dijadikan bahan masukan ke kamus komtemporer Jepang-Indonesia yang sedang saya susun sejak k.l. 10 tahun yang lalu.
 
Walaupun datanya dari tahun kemarin, tepatnya 21 Januari 2014, Harian Mainichi
memberitakan sebuah artikel yang berjudul
"Semakin banyak anak membaca koran semakin baik pula prestasi sekolahnya".
 
Menurut angka grafik di atas dapat diketahui hampir lebih dari 60% dari SD Kelas 6
membaca koran setiap hari. Demikian hasil tes prestasi seluruh anak Jepang yang
diumumkan oleh kementerian pendidikan, budaya, olahraga, ilmu pengetahuan teknologi
Jepang untuk tahun 2014.
 
Ayoh, Mari kita mulai membaca koran sekarang juga.
 
 

2015年10月22日木曜日

Ten(10) Years Diary dalam Bahasa Indonesia


 
 


Perlu diketahui bahwa "Buku Harian 10 Tahun" ini sangat bermanfaat untuk
mengetahui siapa diri kita sendiri. Yang kedua adalah "Buku Harian 10 Tahun" ini
bukannya "agenda" atau "buku catatan" yang mengisi jadwal kegiatan kita, melainkan
menulis tiga(3) hal dalam kegiatan kita sehari-hari dalam waktu 10 tahun, yaitu
 
(1) Kekeliruan atau kesalahan kita pada hari itu,
(2) Perasaan kita pada hari itu baik yang bersifat menyenantkan maupun menyedihkan, dan
(3) Apa yang harus kita lakukan untuk mewujudkan cita-cita kita dalam 10 tahun ke depan.
 
 
Ketiga gambar di atas diambil oleh Windy chan san di Bali.
Berikut tulisan Mbak Windy Chan yang saya hormati.


Buku Harian 10 Tahun



 
Saya suka menulis di buku harian sejak saya SMP. Ini membuat saya lebih mudah menuangkan kata-kata. Jika saya mendapat tugas menulis atau mengarang, saya bisa mengarang dengan cepat. Manfaatnya sangat terasa, saya bisa menulis artikel dengan cepat. Ide-ide yang mengalir dapat dituangkan dengan mudah dalam tulisan dan kebiasaan menulis diary membantu hidup saya agar jadi lebih terarah. Dengan menulis daftar kegiatan yang akan saya lakukan di hari berikutnya, saya dapat menyingkirkan rasa “malas” dan “keinginan menunda waktu” saya.
 
Pertama kali saya tahu tentang diary 10 tahun berawal dari rasa penasaran saya dengan Bapak Katsujiro Ueno. Saya mendapat email dari teman-teman HPI bahwa beliau akan ke Bali untuk menemui anggota HPI di Bali. Saya melihat alamat blog Katsujiro san di email tersebut dan langsung klik untuk mengetahui lebih lanjut. Artikel pertama yang saya baca di blog beliau adalah pentingnya menulis buku harian 10 tahun. Wow! 10 year diary! Saya tambah penasaran! Saya lalu mencoba ke toko-toko buku di Denpasar untuk menengok apakah buku harian 10 tahun ini dijual. Ternyata, setelah menelusuri beberapa toko, tidak ada, sungguh sayang sekali….. Saya sangat tertarik untuk bertemu Katsujiro san. Selain menambah teman dan network, saya yakin bersosialisasi pasti akan memberikan saya semangat dan inspirasi baru. Ternyata sangat benar!
 
Katsujiro san sangat ramah dan kocak. Beliau adalah motivator yang berbeda dengan motivator lainnya. Bahasa Indonesianya sangat luar biasa! Hebat! Saya mendapat banyak tips bermanfaat dari Katsujiro san. Teman-teman HPI (Himpunan Penerjemah Indonesia) juga ramah-ramah. Saya senang sekali menjadi anggota dan bertemu teman-teman yang lain. They are nice and humble! Banyak pelajaran yang saya dapatkan dari “3 jam bersama Katsujiro san dan teman-teman lainnya (Desi, Pak Donny, Mba Lina dan Mba Fey)”.
 
Ada 3 hal yang perlu ditulis dalam buku harian yang disampaikan Katsujiro san: hal yang sudah dilakukan, hal yang perlu diperbaiki, dan kegiatan yg akan dilakukan keesokan harinya. Menulis apa yang sudah kita lakukan hari ini, memberikan alam  sadar maupun bawah sadar kita waktu untuk bisa instrospeksi diri, langkah apa yang harus kita lakukan berikutnya. Membuat planning dan menjalankan planning adalah kunci penting dalam hidup.
Ingatan manusia sangatlah terbatas. Jika informasi-informasi baru masuk ke otak, otomatis beberapa informasi yang dikodekan sebagai “kurang penting” akan terhapus dari otak secara otamatis untuk memberikan ruang bagi info baru yang perlu diingat. Inilah sebabnya kita lupa. Karena terlalu banyak yang harus diingat dan otak bekerja sampai lelah. Meski cara kita mengkode informasi dan meletakkannya dalam otak dengan sangat rapi dengan berbagai dukungan teori untuk mengingat, kadang, kita bisa lupa. Sekali lagi, ini karena  otak kita terlalu banyak mengingat. Nah, buku harian ini dapat membantu kita untuk mencatat beberapa peristiwa penting dan agenda kerja kita.
 
Buku harian sepuluh tahun sangat unik! Saya tidak ragu untuk segera membelinya. Saya yakin, dalam 10 tahun kedepan saya dapat melihat perubahan berarti dalam hidup saya. saya segera menulis semua planning dan visi yang ingin saya raih dalam 10 tahun mendatang. Dalam 1 halaman buku harian ini, Anda dapat melihat apa yang Anda lakukan dalam 10 tahun pada tanggal dan bulan yang sama (tapi tahun dan hari yang berbeda).
 
It’s so exciting!! Saya berterimakasih pada Tuhan,  Katsujiro san, teman-teman HPI dan semua orang baik di dunia. Semoga artikel singkat ini bisa menginspirasikan teman-teman lainnya akan pentingnya kebiasaan menulis. Jika ingin tahu lebih lanjut tentang Katsujiro san, bisa masuk di blog beliau (http://katsujiro-ueno.blogspot.com/2012/06/buku-harian-ud-diary-for-10-years.html)
 
Cheers,
Windy chan
 
 

2015年10月19日月曜日

Papan Pengumuman di Kuil Buddha

 
Dalam perjalanan dengan berjalan kaki tempo hari di Hokuriku, Jepang
saya menjumpai sebuah tulisan papan pengumuman agama Buddha di pintu masuk
sebuah kuil Buddha di kota Komatsu, Prefektur Ishikawa.
(Foto ini diambil ketika langit sudah gelap pada tgl.11 Oktober 2015)
 
DORYOKU NO HITOWA KIBOWO KATARI
TAIDA NA HITOWA FUMAN WO KATARU
 
Artinya adalah sbb;
 
ORANG YANG BERUSAHA KERAS MENCERITAKAN TENTANG HARAPANNYA
DAN
ORANG YANG MALAS BERBICARA TENTANG KETIDAKPUASANNYA
 
Ini merupakan sebuah contoh yang perlu kita tiru dalam kehidupan sehari-hari
bagi semua orang mulai dari anak-anak kecil hingga lansia.
 
 
 
 
 

2015年10月17日土曜日

Perjalanan dengan berjalan kaki di Hokuriku (2)

  
Sebuah buku ttg laporan perjalanan di jalur kuno Hokuriku(Hokkoku) Kaido
 
Foto-foto berikut ini saya ambil pada waktu saya naik dan turun puncak "Kurikara Toge"
yang terletak di perbatasan Prefektur Ishikawa dan Toyama.
 
Ada papan peringatan yang tertulis " Awas! Ada beruang!!"
 
                                                   
Setiap pejalan kaki diingatkan untuk membunyikan bel dan memukul kaleng
drum minyak yang bergantung agar beruang tidak mendekati kita.
 
 

 
 
 

Daerah puncak ini terkenal juga sebagai sebuah tempat pertempuran
Genji dan Heike pada tahun 1183.
 
Perjumpaan yang tak terlupakan dengan seorang sesama hobi "jalan kaki" di puncak Kurikara Toge pada tanggal 12 Oktober 2015. Perjumpaan ini boleh dikatakan "perjumpaan mukjizat" karena sehari sebelumnya yaitu tgl. 11 Oktober kita pernah berjumpa di kota Nonoichi dimana kita sempat saling bersalaman.
Sungguh aneh! Kita sudah ketemu kembali.
 
 
 


 
 


 


 

 


 


 
 
 
 




Perjalanan dengan berjalan kaki di Daerah Hokuriku(Pref. Ishikawa)

t
Festival Musim Gugur "Shishimai" di kota Nonoichi, Pref. Ishikawa
Sebelum tarian tradisional Jepang "Shishimai"(barong), beberapa pemandu
yang berpakaian seperti foto di atas berkeliling ke rumah-rumah warga untuk
melakukan "akumabarai" atau "pengusiran setan".
 
Di Jepang, selama tiga hari mulai dari tgl.10. 11 hingga 12 Oktober 2015 bertepatan
dengan tiga hari libur berturut-turut. Saya memanfaatkan tiga hari libur itu untuk
melakukan jalan kaki jarak jauh sejauh k.l. 64km.
 
 
 

 

 
 
 
 
 
 


Berhubung tarian Shishimai itu dijadwalkan akan diadakan pada siang hari, maka
saya tidak dapat menyaksikan tariannya. Berjalan kaki saya teruskan menuju ke arah Komatsu, salah satu tempat penginapan di jalur kuno Hokkoku Kaido yang
jumlah jaraknya lebih dari 400 km.
 
 
 

 



 


 
 

 

 
 

2015年10月7日水曜日

Sekali lagi foto saya saat saya tiba di goal di Kyoto

 
Saat saya sampai di goal, di depan patung "Hikokuro Takayama" (1747-1793) 
yang memberikan hormat sambil berlutut ke arah istana kekaisaran di Edo (Tokyo).
Patung ini terletak di samping jembatan besar Kyo-Sanjo, Kyoto.
(02 September 2015)


2015年10月2日金曜日

Suara Pembaruan, Kamis, 29 September 2005

 
 
 
Sehubungan dengan posting saya ke
 
katsujiro-ueno.blogspot.com
 
pada tanggal 28 September 2015, rekaman pemakaman para jenderal
korban G30S tersebut pernah dimuat di Suara Pembaruan edisi
Kamis, 29 September 2005.
 
DVD tersebut dapat dilihat dari komputer notebook atau desktop.
Saya sebagai seorang saksi sejarah Indonesia, saya merasa senang karena
rekaman saya ini sudah dipublikasikan untuk umum di seluruh dunia.
 
Terima kasih atas perhatian Anda.