2012年6月9日土曜日

Perjalanan Mengenal Budaya Jepang Bersama Ueno 2012 oleh Bapak Agus Gunawan, Teman Akrabku

Kepada teman-teman yang kami hormati,

Beriktu adalah sebuah kisah nyata yang ditulis oleh Bapak Agus Gunawan sebagai teman lamaku sekaligus pemain utama pada saat terselenggarannya seminar motivasi yang saya
hadir sebagai nara sumber di Tegal, Jawa Tengah pada pertengahan Maret yang baru lalu.

Perkenalan dengan Ueno-san sejak th 1991 di kota Utsunomiya, Tochigi. Ditulis oleh Agus Gunawan

Saya dikenalkan seorang wanita yang bekerja sebagai petugas kebersihan di salah satu rumah sakit disana. Saya berada disana waktu menemani Ibu saya sakit dan waktu itu sedang dalam proses menunggu jalan-nya operasi . Petugas kebersihan ini menanyakan kepada saya, apakah saya dari Indonesia, dan saya jawab “ya”. 

Lalu petugas kebersihan ini menghubungi seseorang melalui telpon umum-dan setelah menyambung,lalu diberikan kepada saya telpon tersebut. Suara yang terdengar pertama dari percakapan telpon itu adalah “apa kabar”. Saya cukup kaget kok nama orang jepang Ueno bisa mengatakan apa kabar dengan logat yang begitu akrab. Saya pikir ini orang Indonesia yang lama di Jepang. Setelah datang menemui saya di rumah sakit dalam waktu yang sangat cepat, kenyataan nya adalah orang jepang asli yang memang tinggal di jepang tapi sangat mencintai Indonesia, melebihi sebagian rakyat Indonesia yang mencintai Negara-nya sendiri.
Persahabatan selama lebih dari 20 tahun terus menerus dipelihara hingga saat ini,walaupun jarang juga bertemu. 

Kita saling sapa melalui “email” dan sesekali ueno-san dating ke Jakarta, telpon, kadang juga mampir,demikian pula kalau saya ke jepang saya telpon, tapi tidak pernah bertemu karena masing2 kesibukan dan lokasi yang cukup jauh antara Tokyo dan Utsunomiya.
Pada satu hari di tahun 2011, beliau memberikan ceramah untuk para guru di Temanggung untuk kesekian kali (Pekanbaru,Malang,Bali dll), dan saya mengajak beliau ke kota kelahiran saya di Tegal untuk memberikan ceramah di almamater sekolah saya PIUS. Beliau memberikan sambutan hangat dan kita akhirnya sepakat untuk melakukan kegiatan yang sama seperti di Temanggung di kota Tegal. Ceramah diadakan pada tanggal 11-13 Maret 2012 dihadiri pejabat “pemkot” kodya Tegal beserta seluruh jajarannya dan dibuka oleh Bapak Walikota sendiri.

Sebelum perjalanan dengan kereta api ke Tegal , kita sempat mampir dulu di toko seven eleven jalan sabang-jakarta untuk menunggu waktu yang pas ke setasiun gambir. Kami sempat makan makanan ringan dan membeli beberapa bungkus roti untuk persiapan kalau lapar dalam perjalanan.

Dalam perjalanan didalam kereta api itu betul saja ueno-san lapar dan membuka roti itu untuk dimakan dan sebelum-nya sebagai seorang berbudaya timur juga beliau menawarkan kepada saya, agus-san mau? Saya jawab tidak. Ueno-san makan sendirian, selesai . Selanjutnya beliau menawarkan lagi roti kedua kepada saya, dan saya jawab terima kasih, saya mau makan nanti saja setelah sampai di Tegal. Rupanya bagaimana terjadi saya kurang tau, roti tersebut jatuh di lantai waktu membuka-nya dan beliau mengambil-nya dan dimasukkan kedalam bungkus plastik-nya kembali. Waktu mau dimasukkan kedalam tas-beliau kembali saya melihat, dan saya katakana jangan, taruh saja dibawah tempat duduk nanti petugas kebersihan akan mengambil-nya seperti banyak yang lain makanan piring gelas diletakkan saja dibawah tempat duduk. Beliau bersikukuh menempatkan kedalam tas-kembali yang berisi-macam2 saya yakin ada passport-uang-dan barang pribadi lainnya.

Disini-lah saya melihat “budaya” jepang sebenar-nya . Tanpa merasa meninggikan budaya jepang dan merendahkan budaya kita sendiri, Indonesia, maka kesimpulan saya kita patut belajar dari budaya Jepang ini , satu budaya yang mungkin sangat langka dalam dunia di abad 21 ini dimana pun  didunia ini, dunia barat timur atau manapun.

0 件のコメント:

コメントを投稿